BANGKIT

Posted by Kang Guru Minggu, 09 Oktober 2016 0 komentar

Bangkit
Puncak Bukit Suko Bubuk Margorejo Pati

Sebuah kata yang menyimpan banyak arti, “bangkit”. Bagaimana tidak? Banyak alasan yang mendahului kata ini diucapkan oleh orang lain untuk kita, dengan berbagai macam kisah dan cerita bagi masing-masing individu. Akan tetapi bagaimanapun juga kita harus tetap tegar dalam mengahadapi gelombang dan badai yang menyambar. Sepertihalnya roda perjalanan manusia tentu tidak semuanya mulus dalam kenyataan, masih ada kerikil-kerikil tajam yang menghambat, dalam bahasa Sang Rabb ini dinamakan sebagai bumbu-bumbu dunia. Sedikit ilustrasi tentang “bangkit”.

Entah apa lasannya kenapa Musholla “itu” dinamakan Musholla Bangkit. Apa sebelumnya pernah roboh dan rusak?? Mungkin kalian akan berfikir sama ketika membaca papan nama dan sejenak melaksanakan sholat di sana. Ternyata tidak, musholla ini layaknya seperti musholla yang lain. Adapun sumber yang saya terima Musholla ini di bangun karena memang sang kakek ingin mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat setempat dan sekaligus sebagai syiar agama Islam. Oleh sebab itu dari tanah yang salnya “blumbang” ini dibangunlah sebuah musholla kecil untuk tempat sholat santri-santri yang haus dengan ilmu agama. Awal mula pendirian musholla tentu masih menggunakan gedek dan payon. Adapun tempat untuk sholatnya menggunakan gladak panjang. Menurut penuturan Kliwon, salah satu santri. Sang kakek mengajar dengan menggunakan pecut, sebagai media pembelajaran. Terdengar dari ceritanya nampak menakutkan, akan tetapi justru dengan kedisiplinan yang luar biasa diajarkan kepada para santri justru mampu membuat mereka menjadi sadar akan pentingnya kedisiplinan dalam belajar dan beribadah. Sehingga tidak heran jika santri-santri yang belajar disana datang dari tempat-tempat yang jauh saat itu.
 
Musholla Bangkit
Musholla Bangkit RT 04 RW 03 Ds. Pagerharjo Wedarijaksa Pati
Bukan dari latar belakang historis kegagalan musholla ini dinamakan Bangkit, akan tetapi karena memang pesan sang Guru yang memberatkan penamaan musholla dengan nama Bangkit. Dari alasan tawadhu’ kepada sang Guru inilah yang membawa kemakmuran dan kesejahteraan musholla pada saat itu. Tidak hanya ilmu agama, kebatinan dan kewirausahaan, tetapi kesenian juga berkembang. Jamiiyyah Rebana lahir disana, termasuk pengrajin alat rebana juga dari kalangan santri yang dibimbing oleh sang Kakek. Meskipun sederhana baik alat maupun kelengkapan musiknya tetapi sudah cukup memberikan warna keislaman di masyarakat lewat kiprah dan pengabdiannya.

Dari filosofi nama bangkit ini mari kita temukan kesadaran dan kesabaran jiwa. Kita harus sadar bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat menjadi kenyataan. Bahkan Sayyidina Abu Bakar mengatakan bahwa “jika Allah mengabulkan permohonanku aku akan bersyukur, tetapi jika Allah menggagalkan keinginanku justru aku akan lebih bersyukur lagi” ibarat aku bersedekah makan aku lipat gandakan sedekahku ketika aku dalam kegagalan, karena sesungguhnya Allah yang lebih tau apa yang kubutuhkan, bukan apa yang ku inginkan. Kira-kira seperti itulah inspirasi yang dapat saya kemukakan. Semoga kehidupan kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Iksan Sunaryo
Ihsan Al-Harits

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BANGKIT
Ditulis oleh Kang Guru
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sekolahwedarijaksa.blogspot.com/2016/10/bangkit.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Kang Guru Wedarijaksa.