HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Selasa, 14 April 2015
0
komentar
“Tiada awan di
langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus menerus terang cuaca. Sehabis
malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam.”
R.A. Kartini.
Kata-kata diatas
merupakan kutipan inspiratif yang sangat penting untuk kita pahami. Inilah konsep
pandangan hidup R.A. Kartini yang mampu membuat beliau menjadi wanita yang
sangat penting Bagi Bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang seperti inilah yang
perlu dipahami oleh seluruh wanita di Nusantara ini. Semangat dan harapan yang
menggelora akan mampu menumbuhkan jiwa yang sehat dan imajinatif. Pantas, jika
R.A. kartini dijadikan sebagai salah satu Pahlawan Nasional, karena mampu
memberi harapan dan cahaya terang bagi kaum wanita Indonesia untuk dapat
mendapatkan pendidikan dan kesempatan berkarya sepertihalnya pria pada masa
itu.
R.A. Kartini lahir
pada 21 April Tahun 1879 di Kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak seorang bangsawan
yang masih taat pada adat istiadat. Setelah lulus SD dia tidak boleh
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk
dinikahkan. Sebenarnya hati Kartini kecil tidak begitu sependapat dengan hal
ini, akan tetapi karena ia tidak ingin durhaka kepada orang tuanya, sebagai
anak hanya bisa mematuhi apa yang menjadi ketetapan ayah ibundanya. Justru karena
dia merasakan sendiri betapa sulitnya kaum wanita untuk memperoleh pendidikan
dimasa itu, Ia bertekad untuk memajukan kaum wanita agar memperoleh pendidikan
yang layak. Sehingga hari-hari Kartini kecil digunakan untuk membaca buku-buku
dan surat kabar untuk memperoleh pengetahuan dan informasi.
Sebenarnya Kartini
sempat meminta bantuan kepada Mr. J.H Abendanon di negeri Belanda untuk
mendapatkan pendidikan disana, akan tetapi orang tua Kartini sudah menentukan
tanggal pernikahannya dengan Raden Adipati Joyodiningrat Rembang, maka dia
harus menikah dan menetap di Rembang. Kartini tidak berputus asa, ia
menyampaikan keinginan hatinya kepada sang suami, sehingga Raden Adipati
Joyodiningrat ikut mewujudkan apa yang menjadi keinginan istrinya. Dibuatlah sekolah
wanita untuk sang istri sebagai satu-satunya sekolah wanita pada saat itu. Adapun
sekolah kartini tempo dulu adalah di sebelah timur pintu gerbang kompleks
kantor kabupaten Rembang. Atau disebuah bangunan yang sekarang digunakan
sebagai Gedung Pramuka. Walaupun Kartini saat itu sangat terkenal dan
terhormat, ia tetap menunjukkan perilaku yang santun dan rendah diri, tidak
membeda-bedakan yang kaya dan miskin. Itulah yang mampu membuat masyarakat
menerima Kartini dengan sepenuh hati.
Anak pertama dan
sekaligus yang terakhir, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13
September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal
pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Inilah
yang sangat disayangkan, orang baik seperti beliau dijemput dengan cepat oleh
Allah SWT. Tetapi yang harus menjadi wawasan kita bersama, semangat dan upaya
Kartini tidak boleh padam seiring dengan kepergian beliau. Kita sebagai
generasi muda masakini harus mampu menjadi Kartini dimasa depan.
“HABIS GELAP
TERBITLAH TERANG” ini merupakan satu hal yang ingin Kartini sampaikan kepada
kita semua. Tidak harus wanita atau pria, setiap insan manusia pasti akan
menemui kegelapan dalam kehidupannya. Masa sulit dan terhimpit dari kontra dan
kehidupan dunia ini. Akan tetapi yang perlu kita ingat bahwa kita masih punya
Allah SWT yang sudah mempersiapkan cahaya terang di ujung sana. Sehingga jangan
sampai kita patah semangat dan terhenti dijalan dengan hanya 1 kali kegagalan. Mencoba
dan terus mencoba itu yang harus kita terapkan dalam pemikiran kita. Kesabaran dan
ketabahan harus kita pompa dalam hati kita masing-masing.
Bagi kalian yang masih
belajar, tunjukkan pada Kartini, bahwa kita adalah generasi yang mampu
meneruskan perjuangannya. Bagi kalian yang bekerja, buktikan kalau kita bukan
manusia biasa, tetapi golongan manusia yang luar biasa. Mari kita wujudkan
Indonesia yang lebih baik.
Untuk Nayla dan
Tata, ini lagunya Ibu Kita Kartini, nanti bisa minta diajarin Bu Nisa Arravie.
Lirik Lagu Ibu Kita Kartini - Lagu Wajib Nasional
(Ciptaan : W.R. Supratman)
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaum ibu
Se Indonesia
Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
(Ciptaan : W.R. Supratman)
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaum ibu
Se Indonesia
Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Ditulis oleh Kang Guru
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sekolahwedarijaksa.blogspot.com/2015/04/habis-gelap-terbitlah-terang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Kang Guru
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar